Blog ieu sekadar carita tentang sim kuring, buku2 nu di baca ku sim kuring, puisi nu kuring karang, sagala paristiwa nu kaalaman.. pokokna mah, simkuring.com!! hahahahahaha ................. *This blog consists of everything I've done. Books were read, what I feel, what I imagined. It tells all about me. Just all about me!! x)))

Premium Blogger Themes - Starting From $10
#Post Title #Post Title #Post Title

Bodoh!!! 'til the end 4

Tik…tok…tik….tok
Ku lihat jam tangan, 30 menit sudah aku menunggu, tak jua kau datang. Telfon dariku pun tak kau angkat.
Apa ini? Apa gerangan maksudmu? Seribu Tanya, sejuta duga menggelayut dalam benakku. Prasangka dan prasangka terus menghantui pikiranku.
Perbuatanmukah?
Kenapa?
Apa sebab?
Ga mungkin!!!
Tapi siapa? lagi yang tahu tempat itu selain kita berdua?
Orang lain?
Apakah tujuannya?
Adakah hubungannya dengan kita?
Ataukah memang ada motif lain?
Atau memang hanya kebetulan semata?
Aaarrrrgggghhhhh……harusnya tak usah ku risaukan, tak perlu ambil pusing, seharusnya aku meneruskan kepergianku. Bukannya memang itu tujuan kepergianku? Menghapuskan semua kenangan. Dan ketika alam benar-benar telah menghapusnya, bukannya itu bagus? Megapa aku bersusah hati seperti ini? –Ah—sekali lagi, cinta memang “membodohkan”, dan aku terlanjur cinta padamu, pada kenangan kita berdua. Walau semua itu, mungkin adalah sampah bagi orang lain.

Tik..tok..tik..tok….
Waktu terus berputar, satu jam sudah aku menunggumu. Tak jau kau datang.
Sesak…dan akhirnya aku pun pergi.
Rumah, kini menjadi tujuanku. Karena sumpah! Bila aku tak mendapatkan kejelasan atas semua kejadian ini, aku bisa hidup penasaran di Singapore.

~~__________________________________________________________________~~


Aku bukan Sherlock holmes, tapi malam itu kuberanikan diri menuju tempat itu. Berharap menemukan sesuatu, petunjuk atau apapun yang dapat memberikan secercah cahaya daam kegelapan ini. Sesampainya disana, yang kutekumakan hanyalah hitam, abu, hati meringis, melihatnya, tiada yang tersisa, semua lenyap ditelan api. Ah aku bukan Sherlock holmes, kemanapun aku mencari, setiap jengkal tanah, tak ku temukan sesuatu apapun, bukan tidak ada tapi tak bisa, sepertinya tanah ingin bercerita kepadaku, sepertinya burung ingin berbicara kepadaku, saksi bisu yang melihat rangkai cerita kebakaran ini. Tapi aku bukan Sherlock holmes ataupun detektif conan, yang bisa melihat hal kecil, berspekulasi dan menyimpulkan menuju fakta yang sesungguhnya. Aku pun bukan Nabi Sulaiman yang dapat berbicara dengan burung-burung, dengan hewan. Bagaimana ini? Aku memandang, menyapu sekitar tanah yang berarang, kemudian menengadah ke atas.
“Apakah ini kehendakMu? Sengajakah? Mungkin teguran bagiku, atau malah kemarahanmu, akan tindak ku yang melanggar norma, yang melanggar aturan-Mu? Cinta yang terlarang ini. Perasaan ini, salahkah? Lalu, kalau begitu mengapa Kau ciptakan hati ini?hati yang merasa cinta, mengapa? Salah siapa? Ini salah siapa?” dan aku menunduk, berlinang air mata “Maaf, aku telah berteriak kepada-Mu”….kuhembuskan nafas, terasa berat….”Mestinya aku, tak bertanya lagi.”

Ku rendamkan diri ke dalam bath tube, air masuk ke dalam pori-pori kulitku, menyegarkan, menetralisir polusi yang telah dihirup kulitku, menurunkan suhu kepalaku yang sedari tadi mendidih. Ku pejamkan mata, meresapi setiap kesegaran yang ada. Lalu pemandangan bukit yang terpanggang kembali nampak.
Kenanganku hancur. Bukit ilalang yang dulu berwarna putih, kini brganti hitam. Lebur tak bersisa. Hmm..andai rasa di hati ini bisa seperti itu, semudah itu hilang ditelan api. Tak bersisa, tak meninggalkan luka. Hilang, lenyap, tak perduli.
Kemudian bayang kala kita terakhir bertemu disana, muncul.
Ya…tempatnya telah tiada, tapi setiap moment nya, terkenang disini, di hati ini, di otak ini. begitu pula kau, kau tiada ku miliki, tapi cintamu selalu ada disini, dalam hati, dalam nebula. Erat, mengerak, hingga memfosil. “ah, kira-kira asam apa yang bisa melarutkannya?”
Jika aku membiarkan dirimu, menetap dihatiku, semakin lama semakin melekat, menyesakkan, tapi jika ku membuangmu, hatiku akan bolong, karena sebagiannya telah melekat dalam dirimu.

@__________________________________________________________________@

Leave a Reply