Tak elok lah rupanya,
Tak bau lah harumnya,
Kecil saja bentuknya...
Itulah edelweis
Tapi tak perlu lah kau sangsikan kehebatannya, kawan.
Dari hampir seluruh makhluk hidup di dunia,
Bahkan sang kaktus pun, membutuhkan air.
Tapi tidak! Tapi tidak dengan dia, kawan.
Si mungil putih ini,
Menentang kebijakan alam.
Tanpa air, dia mampu bertahan.
Hingga ia tercabut dari habitatnya,
Tanpa tanah, tanpa unsur hara,
Dia tetap mampu bertahan.
Kemanapun kau membawanya,
Dimanapun dia berada.
Tak kan berubah!
Tak kan lekang dimakan waktu!
Sejatinya cintamu, ku harap begitu --tak kan berubah--,
Duhai lelakiku, yang telah dengan penuh perjuangan dan pengorbanan,
Memetik sekuntum edelweis dari puncak ciremai sana.
Sejatinya cinta kita, kuharap seperti itu--tetap bertahan--
Dalam segala kondisi kehidupan...
Tapi bukan kah kita hanya manusia?
Tak dapatlah kita hidup tanpa air,
Terkadang karam terhantam situasi, terlindas waktu.
Kita hanya makhluk kerdil yang berpongkah di tataran bumi,
Hanya karena kita berakal
Karenanya, duhai pemuda yg telah bertaruh nyawa membawa sekuntum edelweis hingga ke hadapanku,
tak perlulah kau bersusah payah merangkai kata, berjanji manis.
Karena aku pun tak kan begitu.
Biarlah edelweis tetap menjadi edelweis,
Dan biarkan cinta kita, tetap menjadi cinta kita...
-Entah-
'biarlah semua, kita pasrahkan pada Yang Illahi'
Aplikasi Integral I (lone...)
13 tahun yang lalu